Infeksi yang disebabkan oleh virus bersifat self-limitting. Dengan kata lain kesembuhan seseorang sangat dipengaruhi oleh imunitas yang bersangkutan, sehingga langkah pencegahan menjadi hal yang lebih murah dan mudah dilakukan daripada pengobatan.
Pada masa sekarang ini meningkatkan daya tahan tubuh merupakan hal yang penting yang harus dilakukan untuk menghindari penularan penyakit. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh diantaranya; makan makanan bergizi seimbang, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, rutin berolahraga serta cukup tidur/ istirahat.1 Selain dari makan makanan bergizi seimbang, vitamin esensial yang diperlukan tubuh juga dapat diperoleh melalui suplemen immune booster. Selain dapat diberikan melalui peroral, suplemen ini juga dapat diberikan melalui jalur intravena. Berikut manfaat dari vitamin yang dalam suplemen tersebut:
Vitamin A berperan dalam mengatur sistem kekebalan tubuh, memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan cara menjaga permukaan kulit dan jaringan pada mulut, lambung, usus, dan sistem pernafasan agar tetap sehat.
Vitamin B kompleks adalah vitamin B yang terdiri dari delapan jenis yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niacin), B5 (Pentothenic acid) B6 (Pyridoxine), B7 (Biotin) B9 (Folic acid), dan B12 (cobalamin). Vitamin B bekerja dalam aktivasi respon imun, mengurangi tingkat sitokin pro inflamasi, meningkatkan fungsi pernapasan, mempertahankan integritas endotel sel, mencegah hiperkoagulabilitas dan dapat mengurangi lama perawatan di rumah sakit pada pasien COVID-19.
Vitamin C (Asam Ascorbat) melindungi tubuh dari infeksi dengan cara merangsang pembentukan antibodi dan kekebalan tubuh. Dari hasil kajian analisis sistematis dari jurnal internasional yang sudah didapatkan, maka penggunaan Vitamin C sebagai penatalaksanaan dalam COVID-19 sangat penting, dimana pemberian vitamin C dapat mempercepat perbaikan pada kasus COVID-19 yang kerjanya pada plasma dan netrofil, selain itu Vitamin C juga dapat menangkal radikal bebas dan mencegah stress oksidatif yang terjadi saat tubuh melawan infeksi virus dan bakteri.
Vitamin D berfungsi meningkatkan imunitas seluler dengan mengurangi kejadian badai sitokin yang diinduksi oleh sistem imunitas non adaptif. Sistem tersebut menghasilkan sitokin pro inflamasi dan anti inflamasi sebagai respon atas infeksi virus dan bakteri, seperti yang terjadi pada pasien COVID-19. Sindrom gagal napas akut yang menjadi penyebab kematian pada kasus influenza berat risikonya meningkat dengan keadaan defisiensi vitamin D, usia tua, dan keberadaan komorbiditas penyakit kronis. Suplementasi vitamin D meningkatkan ekspresi gen yang terkait dengan antioksidasi, yaitu glutation reduktase dan subunit glutamat–sistein ligase modifier. Peningkatan produksi glutation akan menghemat penggunaan asam askorbat yang memiliki aktivitas antimikrobial dan berperan dalam pencegahan serta pengobatan.
Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan dan menetralkan radikal bebas yaitu molekul berbahaya yang bisa merusak jaringan organ, dan sel-sel tubuh. Selain itu, vitamin E juga mampu memperkuat sistem imunitas atau kekebalan tubuh sehingga dapat melawan infeksi bakteri dan virus.
Sumber:
- Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi Covid-19. 2020.
- [Online] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7428453/ Be well: A potential role for vitamin B in COVID-19
- [Online] https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5409678/ Vitamin C and Infection. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- Ardiaria Martha. Peran Vitamin D dalam Pencegahan Influenza dan Covid 19. Journal of Nutrition and Health.Vol.8 No.2. 2020.